Thumbnail

PMII KABUPATEN BOGOR SEDANG BERADA DIAMBANG KUBURAN KOLEKTIF AMBISI

Seiring dengan berjalannya waktu, kami menyaksikan kondisi yang sangat memprihatinkan dalam tubuh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bogor. Hingga hari ini, Pengurus Cabang PMII Kabupaten Bogor beserta pengurus Koprinya mengalami kevakuman struktural dan stagnasi Gerakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah rumah kaderisasi, ruang dialektika, dan medan perjuangan ideologis yang berangkat dari semangat nilai keislaman dan keindonesiaan. Namun bagaimana jika rumah itu kosong, ruang itu sunyi, dan medan itu kehilangan komando? Beginilah yang sedang terjadi hari ini dengan PC PMII Kabupaten Bogor, sebuah struktur organisasi yang kini terengah-engah tanpa arah, tak bernyawa namun belum dikubur. PMII Cabang Kabupaten Bogor saat ini tengah berada di ambang kuburan kolektif ambisi, tempat di mana idealisme kader dikorbankan atas nama kekuasaan yang tidak kunjung diselesaikan. Sudah berbulan-bulan bahkan hampir setengah tahun, roda organisasi ini mandek, nyaris tanpa aktivitas kaderisasi , Yang lebih menyedihkan lagi, Konfercab sebagai forum tertinggi di tingkat cabang tidak pernah terdengar gaungnya seolah ditunda-tunda demi kepentingan sekelompok orang yang takut kehilangan pengaruh. Kita tidak sedang menyaksikan organisasi yang mati karena serangan luar, melainkan karena pengkhianatan dari dalam atau bahkan karena konflik dari dalam.Ibarat sebuah besi yang kuat, lama semakin lama ia akan rusak bukan karena apa apa, dan akibat siapa, melainkan akibat dari karatnya itu sendiri yang tiap detik,waktu dan hari menggerogoti sehingga ia menjadi rapuh dan rusak dengan sendirinya, Mereka yang dahulu mendaku sebagai pemimpin, kini menjadi penunggu kursi kosong, sibuk menjaga sisa-sisa kekuasaan simbolik, namun lupa bahwa organisasi ini hidup karena kader yang bergerak, bukan karena nama yang tercantum di SK. Krisis Kepemimpinan, Krisis Legitimasi PMII Cabang Kabupaten Bogor hari ini mengalami krisis kepemimpinan yang akut, dan lebih jauh, krisis legitimasi. Tidak adanya struktur aktif yang memayungi gerakan, membuat komisariat dan rayon berjalan tanpa kompas, memaksa kami mengatur strategi, menjalankan program, dan melakukan kaderisasi tanpa koordinasi dari atas. Apa gunanya cabang jika keberadaannya tak lebih dari arsip sejarah? Kita harus menyebut ini dengan nama yang sebenarnya: pengabaian terhadap tanggung jawab kaderisasi, bentuk lain dari sabotase terhadap masa depan organisasi. Kita selaku kader yang masih waras juga insyaf dan sadar kini tidak bisa lagi bersikap manis. Ini adalah kegagalan moral dan struktural yang jika terus dibiarkan, akan mengikis habis kepercayaan kader terhadap organisasi PMII itu sendiri. Komisariat dan Rayon : Akar Rumput Terakhir yang Harus tetap tegak dan Bergerak Dalam gelapnya situasi ini, komisariat dan juga rayon adalah akar rumput komisariat dan rayon adalah yang menahan atap organisasi agar tidak roboh seluruhnya. Maka kami PMII Komisariat beserta rayon PMII UNUSIA Kabupaten Bogor tidak bungkam begitu saja melihat rumah kami sendiri layaknya seperti mayat yang sudah tak bernyawa namun belum dkubur, tentu kami disini tidak ada upaya untuk mengubur rumah kami sendiri, tetapi disini kami berusaha agar rumah kami beserta isinya bisa hidup kembali, Kami telah cukup lama menunggu, memberi waktu, bahkan berharap. Tapi jika cabang tak kunjung bergerak, maka kami akan memaksa gerakan itu untuk hidup kembali, dengan atau tanpa restu dari mereka yang masih tertidur di atas puing-puing kekuasaan. Dengan Mengkritisi bukan bukan berarti disebut sebagai pembenci, mengkritisi bukan berarti bukan berarti kami mengotori rumah sendiri, jika mengkritisi kami disebut sebagai pembenci atau bahkan di sebut mengotori rumah sendiri, lalu apa sebutan yang layak untuk mereka yang sedang di amanahi berada dalam struktural organisasi (PC PMII KAB BOGOR) tapi mereka seakan akan tak peduli dengan amanahnya yang sedang di Jalani? Lalu Pantaskah mereka disebut dengan pengkhianat organisasi? Pantaskah mereka disebut dengan hama organisasi?pantaskah mereka disebut dengan orang yang mencari kehidupan dalam organisasi? Bukannya menghidupi organisasi, kami tidak sedang mengotori rumah sendiri, jika sebutan itu keluar dari mulut mereka karena kami mengkiritisi,rasanya mereka tidak pernah merefleksikan diri! Atau bahkan mereka sudah lupa dengan trilogi pmii salah satunya tri komitmen (Kejujuran,Kebenaran,Keadilan,) sebagaimana dalam sebuah kutipan hadits  قُلِ اَلْحَقَّ، وَلَوْ كَانَ مُرًّا (Katakanlah yang benar meskipun itu pahit (berat untuk dikatakan).” (HR. Ibnu Hibban) Meskipun pahit juga sakit ketika diungkapkan akan tetapi bgitulah fakta kebenarannya, demi sebuah perubahan juga kesadaran, Ini semua merupakan sebagai bentuk kepedulian kami terhadap rumah sendiri , Kami juga menyerukan kepada seluruh komisariat se-Kabupaten Bogor yang masih waras juga Insyaf dan sadar terkait kondisi & situasi saat ini, untuk segera melakukan konsolidasi terbuka, mempersiapkan langkah-langkah penyelamatan organisasi, untuk kembali sama sama kita menghidupkan isi rumah kita sendiri yang sedang mati, termasuk kemungkinan mendorong pelaksanaan Konfercab secara darurat jika stagnasi ini terus dipelihara. Kami Menolak Mati, Menolak Dikhianati! PMII tidak boleh menjadi kuburan ambisi, tempat di mana para mantan pemimpin berziarah pada ego dan nafsu kekuasaan mereka. PMII adalah organisasi kader, bukan organisasi peliharaan elit. Jika cabang tidak mampu lagi melayani cita-cita kaderisasi, maka biarkan komisariat yang mengambil alih tongkat estafet perubahan. Kami menolak mati bersama kebungkaman! kami menolak dikhianati oleh kelambanan! Kami lebih memilih bergerak dengan resiko ditinggalkan, atau bahkan ketika aspirasi kami dikucilkan, dari pada diam dan melihat organisasi ini terkubur bersama keserakahan yang tidak pernah selesai. Karena yang tetap hidup adalah mereka yang terus bergerak! bukan yang terus menjabat! Salam Pergerakan!!!