PB PMII Gelar Demonstrasi Tolak Kenaikan Harga BBM

Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) bersiap melaksanakan kegiatan Jambore Nasional Kampus Pergerakan (JNKP) 2023 dalam waktu dekat ini. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempertemukan kader-kader PMII se-Indonesia yang menjadi pimpinan di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau organisasi internal kampus. Acara Jambore Nasional Kampus Pergerakan (JNKP) 2023 diumumkan kepada kader PMII melalui kegiatan Diskusi Panel bertajuk Muda Menentukan ‘Peran Pemuda dalam Pengawasan Pemilu 2024’ di Mattea Social Space, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023). Ketua Bidang Organisasi Kepemudaan PB PMII Yogi Apendi mengatakan, JNKP akan spesifik membahas soal peran penting generasi muda dalam merespons isu politik atau Pemilu 2024 melalui aksi pemantauan di lapangan. Menurut Yogi, hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan Pemilu yang berkualitas. “Kita spesifik bicara soal peran pemuda dalam ruang Pemilu, ruang politik. Lebih spesifik lagi berkaitan dengan pengawasan, pemantau,” kata Yogi. Yogi mengungkapkan, Pemilu salah satu isu yang wajib dikawal oleh kader-kader PMII di seluruh Indonesia. Pemilu, ucap Yogi, akan menentukan kebijakan politik di masa yang akan datang. Sebut saja harga pangan, tinggi atau stabilnya harga-harga tersebut akan dipengaruhi oleh kebijakan politik pemerintah ke depan. “Politik berdampak langsung ke kehidupan kita sehari-hari. Makanya perlu dikawal, mengawal Pemilu ya kita mengawal harga kopi, harga pomade ke depan. Bagaimana caranya agar legislatif atau eksekutif berpihak terhadap yang kita butuhkan,” tuturnya. Bahkan, dalam rangka turut serta mendorong cara berpikir masyarakat terkait politik dan Pemilu 2024, PB PMII, kata Yogi, telah menggelar diskusi yang dibuka secara umum sebanyak 18 kali. Dengan banyaknya forum diskusi saja, survei PMII menyebutkan bahwa masih ditemukan masyarakat yang belum mengetahui tahapan pemilu, terutama terkait waktu pelaksanaannya. “Begitupun kemudian kesadaran politiknya, banyak yang tidak tahu jumlah partai dan lain-lain. Pendaftaran dan tahapan Pemilu sama sekali tidak tahu,” pungkasnya. Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri mengatakan, kandidat peserta Pemilu 2024 yang saat ini muncul di publik, baru sekadar gimmick, belum ada yang membahas secara utuh gagasan yang akan ditawarkan kepada masyarakat. “Hari ini orang berbicara calon presiden wakil presiden atau calon legislatif, itu baru sekadar. Misal begini, ini pake bajunya kotak-kotak atau garis-garis. Ini rambutnya putih atau hitam. Ini orang Jawa atau orang Sumatera, baru sebatas itu. Belum ada yang membahas gagasannya,” ujarnya. Sebab itu, pria yang biasa disapa Gus Abe ini menyebut pentingnya peran anak muda untuk mengawal pesta demokrasi agar berkualitas. Anak-anak muda, lanjut Gus Abe, adalah kelompok strategis dalam Pemilu 2024, sebab, 52 persen Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 berusia 17-40 tahun. “Forum ini semoga seperti judulnya menentukan, pemuda yang menentukan. Karena 52 persen DPT Pemilu, angka usia 17-40 tahun. Jadi, kalau bicara pemuda adalah masa depan,” pungkasnya. Kegiatan Diskusi Panel Muda Menentukan ‘Peran Pemuda dalam Pengawasan Pemilu 2024’ menghadirkan perwakilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Izi, Ketua Umum Netfid Indonesia Muhammad Afit Khomsani dan Peneliti Kata Rakyat Ahsan Ridhoi sebagai narasumber. Kegiatan ini juga dihadiri oleh ratusan kader PMII dari seluruh daerah di Indonesia.