Efisiensi Pendidikan tengah ramai diperbincangkan khususnya oleh mahasiswa, dosen, dan masih banyak lagi. Hal ini bermula pada saat Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada Rabu (22/01/25). Instruksi ini mengharuskan lembaga dan kementerian mengidentifikasi rencana efisiensi belanja sesuai besaran yang ditetapkan Menteri Keuangan. Pada Senin ( 17/02/25 ) dilakukan diskusi pengkajian oleh Rayon FKIP, PMII Unusia Kab Bogor, mengenai "Pendidikan yang menjadi prioritas pendukung dan efisiensi anggaran pendidikan". Pada kebenarannya efisiensi anggaran bukannya perlu dikaji melainkan perlu diperhatikan dan selalu dipantau perkembangannya. Yang difokuskan disini adalah mengapa pendidikan selalu dijadikan prioritas pendukung? Bukan prioritas utama. Saat ini pemerintah memfokuskan prioritas utama nya pada Program Makan Bergizi Gratis ( MBG ) yang mana program ini adalah program kerja utama yang dijalankan oleh presiden saat ini. Program ini telah dijanjikan akan berjalan selama bapak Prabowo Subianto menjabat sebagai presiden. Pada Kajian terkait Darurat Pendidikan di Indonesia yang diadakan di Basecamp PMII Unusia Kab. Bogor, ketua rayon FKIP, Oka Ersa Maulana menyuarakan pendapatnya bahwasanya "Pemerintah harus menempatkan pendidikan di prioritas utama, karna pendidikan lebih penting daripada makanan bergizi, meskipun itu program makan bergizi gratis adalah program utamanya presiden" Program Makan Bergizi Gratis ini adalah program prioritas utama yang membuat pendidikan dan bahkan kesehatan malah dijadikan prioritas pendukung. Mentri pendidikan Nadiem, lebih menyamai pendidikan Indonesia dengan pendidikan di negara maju, seperti finlandia dan lainya. Digitalisasi pendidikan di Indonesia itu sangatlah rendah, dan masih sangat banyak daerah-daerah tertinggal yang bahkan masih belum bisa menggunakan alat teknologi. Untuk melihat masalah pendidikan yang beragam dapat dilihat pendidikan di daerah Bogor. Keterbatasan infrastuktur sekolah dan minimnya fasilitas pendidikan di Bogor sudah menjadi rahasia umum, banyak sekolah di Bogor yang sudah dinilai tidak layak untuk digunakan namun masih tetap harus berjalan. Pendidikan di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, pendidikan yang seharusnya dijadikan prioritas utama malah menjadi prioritas pendukung yang mana prioritas utama diambil oleh program makan bergizi gratis, jika presiden mengesahkan prioritas ini, maka dipastikan pendidikan Indonesia tidak akan pernah maju. Jika melihat lebih dalam, program MBG ini sebenarnya tidak terlalu penting, jika program ini dijalankan untuk menutupi permasalahan stunting, hal ini memang sudah ada sejak dahulu, bahkan pengeluarannya sudah sangat besar. Program makan bergizi gratis dipastikan bersifat politis, untuk memenuhi janji yang di ikrarkan pada masa kampanye, tanpa memedulikan pendidikan di Indonesia yang sudah sekarat.